REPORTASEPOS, MANADO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara melakukan simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara serta Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota tahun 2024.
Simulasi yang berlangsung di halaman kantor KPU Sulut (18/10) ini untuk persiapan menjelang Pilkada di bulan November nanti. Kegiatan simulasi tersebut melibatkan staf KPU dan diawasi langsung Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU RI Idham Holik didampingi Ketua KPU Sulut Kenly Poluan serta anggota Salman Saelangi, dan dihadiri Ketua Bawaslu Sulut Ardiles Mewoh, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Steffen Steffanus Linu. Juga hadir Kaban Kesbangpol Sulut Jhonny Suak, Perwakilan Kejati, dan Perwakilan Pengadilan Tinggi.
Anggota KPU RI Idham Holik dalam sambutannya menegaskan, bahwa kegiatan simulasi ini sebagai satu sarana pembelajaran dan mengevaluasi sampai dimana efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemungutan penghitungan suara.
“Tentunya kami sebagai penyelenggara Pilkada harus memastikan bahwa proses pemungutan dan penghitungan suara ini berjalan lebih baik lagi, berjalan lebih tertib,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan kali ini menjadi pesan kepada masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara bahwa penyelenggara Pilkada sudah sangat siap untuk memberikan pelayanan di hari pemungutan suara.
“Kegiatan ini tentunya juga menjadi hal penting buat kita bersama untuk mengetahui sampai sejauh mana pemilih memiliki literasi berkaitan dengan penggunaan hak pilihnya dan kami yakin rekan-rekan di Provinsi Sulut telah melakukan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang cukup efektif sehingga dari sisi literasi pemilih hari ini bisa semakin meningkat,” imbuhnya.
Kegiatan kali ini, juga memberikan pelajaran tentang arti penting dari hak-hak saksi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara dan peran strategis dari pengawas TPS.
SImulasi ini diatur tempat duduk saksi dan PTPS berada di belakang Ketua dan anggota KPPS. Dan yang melakukan simulasi adalah para staf KPU Sulut.
Selain itu untuk memastikan ketua KPPS menandatangani bagian depan surat suara.
“Kenapa surat suara harus ditandatangani, ini berkaitan dengan penentuan suara sah dan tidak sahnya. Apabila ada surat suara tidak ditandatangani maka surat suara dinyatakan tidak sah apabila sudah terlanjur kehitung. Karena ini berkaitan dengan hak kedaulatan kita sebagai warga dalam menentukan pilihan politik, sehingga itulah alasan kenapa kami mengubah tempat duduk TPS untuk memastikan tidak ada human error dalam proses pemungutan dan penghitungan suara ini,” ucap Holik.
Pada kesempatan ini dirinya mempertegas tentang pelayanan terhadap pemilih prioritas. Mereka adalah pemilih yang harus diperlakukan dengan perlakuan khusus baik itu pemilih disabilitas ataupun pemilik lansia.
“Saya berharap, dalam prakteknya di lapangan pada hari pemungutan suara mohon kursi prioritas ditulis dengan kalimat kursi prioritas. Itu harus ada dan tidak boleh diduduki oleh pemilih pada umumnya”, ujarnya.
Idham kemudian mengapresiasi KPU Provinsi Sulawesi Utara yang telah melibatkan secara aktif para pemilih disabilitas yang juga ikut dalam simulasi.(*/pk)